Tuesday, March 24, 2015

Cerpen : STROBERI MEMBAWAKU KEPADA IBU




STROBERI MEMBAWAKU KEPADA IBU

Aku membanting pintu kamarku. Aku tak mau dengar kata-kata mereka lagi. Aku menatap foto ku bersama ibu, air mataku tak sanggup kutampung lagi. Dari jendela ku dengar suara.. “hey.., anak tak ber-ibu,hahaha” suara jahat mereka membuatku marah dan sedih. Apa yang harus kulakukan? Aku ingin bersama ibu, haruskahku menyusulnya?
Tiba-tiba kuingat ini hari ulang tahunku, ibu selalu membawakan bunga mawar yang sangat indah dan wangi untukku.., kemudian kami bermain di rumah kaca kebun stroberi dan memanennya. Lalu aku pergi kerumah dengan persaan sedih. Ku ingat peristiwa tersebut, peristiwa tragis ibuku didepan mataku. Aku ingat pecahan atap rumah kaca menusuk ibu demi menyelamatkanku. Air mataku semakin menetes.
Aku langsung berlari menuju rumah kaca, aku tak sanggup menahan air mata ini. Aku telah sampai, namun aku tak bisa masuk, yang kulihat hanya reruntuhan kaca disana dan buah stroberi yang layu. Aku trauma dengan peristiwa tersebut.
Ku lihat, wanita cantik yang terlihat baik hati duduk disana. Gaun putih bersihnya mebuatku ingin masuk kedalam. Satu persatu kulangkahkan kakiku melewati reruntuhan kaca dan masuk kedalam. “Bisakah ku sentu gaunmu?” tanyaku. “tentu” jawab wanita itu. Air mataku tidak lagi menetes. Aku mengelus gaunnya yang sangat lembut dan bersih. Wanita itu mengusap pipiku yang terkena air mataku. “selamat ulang tahun lani, jangan menangis lagi ya” tak kusangka ia tahu namaku dan hari ulang tahunku, ia memberikan kecupan di dahiku lalu memberikan sekuntum mawar merah yang cantik dan wangi.
Aku berkata ragu “i..i..bu….ibu..??”. ia tersenyum. Ia terlihat tak asing bagiku, namun wajahnya lebih menawan dari ibu. Tak kusangka, ayah pasti senang. Ibu.., ibuku memberiku stroberi yang sangat terihat enak. Namun, terakhir kali kulihat, semua buah disini telah layu, namun aku tak peduli hal tersebut. Aku memakannya 1 gigitan. “Lani..!!!” teriak ayah dari kejauhan. Aklu menengok kearah suara ayah.., aku ingin berkata kepada ayah jika ibu telah kembali dengan wajah yang lebih menawan. Namun, dengan rasa gembiraku, aku berfirasat untuk melengok kearah ibu. Namun, bibirku berhenti memperlihatkan kegembiraan. “ibu…ibu hilang”aku menatap ke atas, sebuah pot gerabah pohon stroberi jatuh, wajahku terpaku melihat detik-detik ini, ingin aku beranjak dari tempat dan berlari, namun terlambat.. BRAKK.., pot itu mengenai kepalaku, aku terjatuh ke bawah dengan darah dikepalaku. Namun, tak kusangka, tempat kuberanjak adalah pecahan atap rumah kaca. Tubuhku serasa dirobek-robek.
Aku merasa tak apa. Rasa sakit itu hanya bertahan sementara. Kubuka genggaman tanganku yang memegang stroberi. stroberi itu hilang!!, yang ada hanyalah darah yang berlumuran dan kaca yang menembus tanganku ini. Aku beranjak dan menatap tempatku terjatuh. Ku melihat seorang gadis yang terbaring dengan darah dan pecahan kaca tertancap  ditangannya. Ayah menghampiri gadis itu dan berteriak “Lina!!! LINA..!!!” aku terpaku menatap gadis itu. Itu..itu aku. Aku sudah mati sekarang, aku meneteskan air mata. Kebahagiaan itu cepat sekali sirna. Kulihat, sekuntum mawar merah dilemparkan ke mayatku. “selamat ulang tahun Lina.., jangan bersedih. Ini saatnya kita pergi” kata ibu. Suara lembut itu membelai telingaku. Aku menoleh kebelakang.. “ibu..” kataku. “ayo nak, kita pergi” kata ibu sambil tersenyum. Ibu menggenggam tanganku. Kami berjalan bersama. Selamat tinggal ayah..
Aku merindukan ibu.., kita akan menunggumu di surge

Karya : lintang ayu nyla serita

No comments:

Post a Comment