Tuesday, November 4, 2014

Cerpen : Demi Ibu

panggil aja aku L, aku punya keluarga yang kurang mampu. ayah udah meninggal, ibu cari nafkah dengan menjual beragam tasbih, dan harganyapun murah, padahal ibu sering sekali sakit-sakitan. aku masih punya adik yang masih kelas 1 SD, kalau aku sudah kelas 5 SD. setiap hari aku diberi uang saku yang tak banyak yaitu Rp3000, aku selalu pulang sekolah pukul 5 sore dan sampai rumah magrib. tak jarang magku kambuh sesampai dirumah, tapi aku tidak membicarakannya kepada ibu, aku tidak ingin merpotkan.
pada suatu saat ada piknik ke palembang, tapi membayar Rp500.000, aku tahu aku tidak mampu membayar uang sebesar itu. aku putuskan aku berbohong kepada pembimbing "maaf pak, saya tidak bisa ikut karena ada acara keluarga" aku tidak tega mengambil semua uang ibu yang telah didapatkan bersusah payah hanya untuk piknik belaka. aku pun tidak membicarakan hal itu kepada ibu.
"teman-teman sedang piknik ke palembang hari ini, dan aku hanya berdiam dikamar ini dan menatap seng yang bolong kecil..." aku pergi ke meja belajarku duduk dan membuka buku harian, niatnya aku akan menulis diary tapi suatu kertas yang terselip dibuku itu jatuh. "uang SPP 5 bulan = Rp1000.000" itu yang tertuliskan dikertas itu. aku langsung kaget dan ingat "aku telah membayar 3bulannya dengan tabuanganku sendiri, kini aku harus membayar 2 bulannya sebesar 400.000" aku segerapergi ke kamar ibu, aku melihat ibu terbaring dan badannya panas. aku langsung membiarkannya tidur.
aku tambah khawatir...,ibu sedang sakit dan tidak mungkin bekerja untuk melunasi SPPku+aku harus membelikan obat penurun panas untuk ibu. tapi darimana aku mendapatkan uang sebesar itu. kemudian aku keluar rumah, aku menatap hasil anyaman ibu yang terletak di depan rumah. aku segera menjemput adik, dan menitipkannya di panti asuhan, sebelum itu aku telah memasak makanan, dan minuman yang kuhidangkan dikamar ibu, untuk ibu.
kemudian aku duduk diters rumah bermain biola peninggalan ayah, aku uka sekali bermain biola dan aku sering memainkannya untuk ibu dan adik
tiba-tiba terlintas dipikiranku....
AKU AKAN MENGAMEN mungkin saja itu akan menghasilkan banyak uang
aku pergi ke jalan-raya yang ramai, aku duduk ditrotoar dan memainkan biolaku...
hanya beberapa saja yang memberikan uang kepadaku, aku berfikir lagi. mungkin saja aku dapat menghasilkan uang banyak dengan berkeliling.
akupun berkeliling mengamen dari mobil-ke mobil. sudah hampir 40.000 penghasilanku, aku segera membeli obat diapotek untuk ibu. kemudian akui melanjutkan mengamen. aku mengamen ke suatu mobil, orang dimobil bertanya "nak, siapa namamu, dimana rumahmu. kamu memiliki bakat yang bagus, apa kamu mau ikut tante main biola di acara mingguan di alun-alun, kamu akan digaji 200.000 ekali tampil, jika lagumu bagus akan ditambah 100.000 lagi..?" sontak aku menjawab ya
aku langsung masuk  ke mobil, aku berdandan dan bersiap tampil. aku memainkan lagu terbaikku,
setelah aku tampil, seseorang laki-laki berjas datang kepadaku "nak, siapa namamu, dimana rumahmu?"
aku menjawab pertanyaannya, ia memberikan aku uang 500.000, tak seperti perkiraanku. ia mengajakku menjadi seorang artist cilik pemain biola. aku belum bisa menjawab ya, aku meminta diantarkan pulang karena ini telah sore hari. sesampainya rumah aku segera ke kamar ibu "IBU..IBU!!!(tiba-tiba) I......bu..???" makanan di kamar ibu tidak disentuh sedikitpun, ibu sangat pucat "ibu, aku bawa obat sama bawa penghasian 500.000, tapi ibu tidak menggubris.....
orang yang mengantarku langsung masuk rumahku setelah mendengar tangisanku yang keras..
ibu telah meninggal dunia, aku telah yatim piatu. aku segera menjemput adik dan memakamkan ibu, aku tak tahan.., rasanya aku ingin merah kepada diriku sendiri "kalau saja tadi aku tidak meninggalkan...." aku menangis lagi..
lalu aku dan adik dibawa orang berjas kerumahnya untuk diadopsi, aku menjadi artist cilik dan hidupku lebih nyaman. malam pertama aku bermimpi...
ibu mendatangiku..., "terimakasih nak.." itu yang dikatakan ibu, aku langsung terbangun...
dan aku merenung..., "semuanya demi ibu..., obat dan uang 500.000 dariku untuk ibu segera datanglah kerumah dan terima obat dan uang itu..., itu hanya untuk ibu.."

No comments:

Post a Comment